What I Read: Na Willa - Catatan Hari Kemarin by Reda Gaudiamo

Wednesday, August 24, 2016

maafkan rak buku saya yang berantakan yah :p

“Kalau aku jadi anak laki-laki, aku bisa seperti Mak?”
“Ya, bisa.” kata Mbok.
“Kalau begitu aku mau jadi anak laki-laki saja,” kataku.

Percakapan antara Willa dan si Mbok di cerita pertama yang ada di dalam buku tipis berjudul Na Willa – Catatan Hari Kemarin ini berhasil bikin aku ketagihan pengin tahu percakapan-percakapan menggemaskan macam apa lagi yang bakal muncul di halaman-halaman berikutnya. Dan aaah ternyata semakin membalik halaman, semakin sering nemu percakapan menggemaskan si kecil Willa dengan orang-orang sekitarnya! Gemeeesss!

Gara-gara nge-follow instagram @post_santa (sebuah toko buku independen yang ada di Pasar Santa) yang beberapa kali merekomendasikan buku karangan Mbak Reda Gaudiamo ini, aku jadi penasaran. Desain covernya yang sederhana tapi cantik terutama yang bikin aku tertarik sama buku ini. Akhirnya tanpa banyak mikir, aku pesan deh buku ini lewat email-nya Post beserta Raden Mandasia yang semoga bisa segera dilahap juga.

Buku ini berisi cerita-cerita pendek yang ditulis dari sudut pandang Na Willa, seorang anak kecil berumur lima tahun yang tinggal di sebuah kampung kecil di Surabaya tahun 1960-an. Dia tinggal bersama ibunya yang dipanggil Mak, dan seorang asisten rumah tangga yang dipanggil Mbok. Sementaranya ayahnya yang dipanggil Pak jarang ada di rumah karena urusan pekerjaan. Dan seperti umumnya anak kecil pada masa itu, Na Willa suka bermain bersama teman-temannya. Farida, Dul dan Bud adalah nama-nama teman akrab Willa yang paling sering muncul di buku ini.


Kepolosan Willa yang menggemaskan bikin aku enggak bisa berhenti senyum selama baca buku ini. Seperti kebanyakan anak kecil lainnya, Willa ini cerewet baget dan banyak tanya. Udah gitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Willa tuh cerdas! Bikin kita-kita yang dewasa (yakin udah dewasa?) jadi mikir “iya juga yah?”.

Aku enggak bisa milih mana cerita yang jadi favoritku. Hampir semuanya favoritku kalau boleh kubilang. Tapi ada satu cerita yang bikin aku teringat banget sama masa kecilku. Judulya Radio #1. Disini, si Willa yang tingkat penasarannya tinggi mencoba memanjat bufet untuk membongkar radio di rumahnya. Dia bilang mau lihat orang-orang kecil yang menimbulkan suara-suara keluar dari radio. Itu ngingetin banget sama aku waktu kecil, tapi kasusku sama tivi. Waktu kecil, aku selalu mikir di dalem tivi itu pasti isinya orang-orang kecil, jadi mereka bisa muncul di acara-acara tivi. Tapi aku enggak senekad Willa sih, sampai ngebongkar tivi. Ahahah ngakak banget inget masa-masa itu. Jadi anak kecil memang menyenangkan!

Aku juga suka suasana Surabaya tempo doeloe yang jadi latar cerita-cerita ini. Walaupun enggak ada deskripsi khusus mengenai Surabaya selain selipan beberapa obrolan berbahasa Jawa, tapi suasana masa lampaunya terasa banget. Dimana anak-anak kecil sukanya main di luar, entah itu main kelereng, main layangan atau melihat kereta. Dan aku menikmati banget cerita dengan latar perkampungan yang masyarakatnya saling berbaur. Seperti di cerita berjudul Pesta dimana Mak dan ibu-ibu lainnya membatu ibunya Farida memasak untuk hajatan.

Ini pertama kalinya baca karya Mbak Reda Gaudiamo. Dan aku yang sangat kuper ini baru tahu kalau Mbak Reda itu bagian dari Ari Reda yang memusikalisasikan puisi-puisinya Pak Sapardi Djoko Damono. Duh, padahal itu musikalisasi puisi Hujan Bulan Juni udah berkali-kali didengerin. Yang belum pernah dengerin, cobain deh. Keren banget! Duh, semoga aja Mbak Reda mau nerbitin cerita-cerita semacam Na Willa ini lagi :D

Oh ya, selain tulisannya Mbak Reda, halaman-halaman buku ini juga dilengkapi ilustrasi-ilustrasi cute buatannya Cecilia Hidayat. Termasuk gambar di covernya juga. Aku suka gambar-gambarnya, simple tapi menggemaskan :D

salah satu halaman yang ada gambarnya

Kalau suka cerita anak-anak yang sederhana tapi sarat makna, buku tipis ini recommended baget menurut aku. Bisa dibaca dalam sekali duduk dan enggak bikin bosan walaupun dibaca berulang-ulang. Dan siap-siap dibawa nostalgia sama si kecil Na Willa yang banyak tanya :D


Love,
Eya

6 comments

  1. Aaakkk aku juga suka baca Willa 🤩🤩kebetulan aku udah baca buku willa yang warna hijau. Ceritanya ketika dia pindah ke Jakarta. Kayaknya seri kedua deh. Aku lagi ngincer mau melengkapi koleksi si willa nih 🤠🤠

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaah senangnyaaa ada yang suka baca Willa juga 💕

      Aku belum sempat beli yang seri keduanya, tapi. Yang cover baru warna hijau sama merah yaa, manis banget buat dikoleksi 🙈

      Kalau Aku, Meps dan Beps karangannya Mbak Redha juga, baca ga? Itu juga sama gemesinnyaaa 😆

      Delete
    2. Kak Eya, aku lagi Na Willa yang covernya warna merah saat melihat postingan ini :D
      Apakah buku ini adalah buku yang sama? Sebab isinya mirip hanya covernya aja berbeda, meskipun aku belum baca sampai bagian radio sih, tapi aku pernah intip bagian penutup dan ada pembahasan yang sama soal radio. Jadi aku pikir sepertinya ini buku yang sama?

      Aku juga suka sekali sama buku Na Willa ini >.<
      Tutur kata dan pemikirannya itu gemas sekali! Aku juga jadi ikut nostalgia dengan masa kecil, merasakan kebahagiaan dan kesedihan Na Willa. Aku jadi ingin baca buku karya Kak Reda lainnya :D

      Anyway, apakah Kak Eya udah baca buku Na Willa yang cover warna hijau?

      Delete
    3. Iya sama Liaa cuma yang aku punya ini edisi cover lama, yang warna merah kalau ga salah terbit kembali bersamaan sama seri keduanya 😄

      Iyaa gemas banget yaa bener-bener digambarin dari sudut pandang anak kecil, jadi kita berasa diajak nostalgia ke masa kecil di mana pikiran kita masih polos banget 😆 ada yang judulnya Aku, Meps dan Beps itu ditulis Mba Reda sama anaknya, jadi ceritanya juga heart warming kayak Na Willa. Cobain deh Lia ☺️

      Yang cover warna hijau aku belum baca Liaa huhu, Lia udah punya jugakah yang cover hijau?

      Delete
    4. Sama ya! Kalau gitu aku paling suka bagian saat menjenguk Dul. Mau nangis aku bacanya 😂 anak kecil kok polos banget, dia jadi cacat tapi dia tetap bisa bahagia dengan kaki palsunya. Huhuhu sedih.

      Betul banget! Eh iyaaa, aku tahu yang itu sama Kita, Kami, Kamu kalau nggak salah. Dua-duanya aku ingin baca juga 🙈
      Kakak udah baca?

      Belumm! Tapi aku mau beli! Segera! Karena aku udah bucin sama Na Willa 🤣 *anaknya gampang jatuh cinta*
      Hayu Kak Eya baca juga #ngeracunin

      Delete
  2. Aku sukaaaaa buku ini. Dapet dari mba creameno 3 buku na willa, dan 2 buku yg udh kubaca lgs bikin jatuh cinta Ama tokoh willa, gemesiiin bangeettttt hahahaha. Ntr bukunya pgn aku review di medsos.

    Bener mba, susah nentuin cerita mana yg paling bgs, Krn semuanya menarik dan bikin happy aja bacanya. Aku curiga ini cerita nyata penulisnya sih pas kecil. Jd natural banget hahahaha.

    Eh btw, aku baru tau pengarangnya itu cewe. Aku pikir cowo looooh :p

    ReplyDelete